IFRAME SYNC
mgid.com, 713808, DIRECT, d4c29acad76ce94f

Langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah ruang kerja Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak


Jakarta, posjakartaraya.com

KPK tidak ada diamnya, ia terus mencari bukti-bukti baru, untuk dapat menangkap tersangka baru.

Ia yakin bahwa ada tersangka baru yang ada di Pemprov Surabaya, dengan kasus baru.

Untuk meningkatkan penyelidikan baru, KPK terus melakukan bukti baru, sehingga ada tersangka baru pula.

Langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah ruang kerja Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menuai sorotan.

Tindakan itu dipandang sebagai bagian dari operasi politik menggembosi Khofifah.

Diketahui, penggeledahan ruang kerja Khofifah dan Emil dilakukan sebagai tindak lanjut KPK usai menangkan tangan atau OTT Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Sahat Tua Simanjuntak

Adapun asumsi penggeledahan sebagai upaya menggembosi Khofifah itu tidak terlepas dari nama Khofifah yang moncer disebut.

Beberapa lembaga survei berpotensi menjadi calon wakil presiden (cawapres). Termasuk untuk mendampingi Anies Baswedan, bakal calon presiden yang diusung NasDem.

Menjawab asumsi tersebut, analis politik sekaligus pendiri lembaga survei Kedai Kopi, Hendri Satrio tidak yakin penggeledagan sebagai operasi politik untuk menggembosi Khofifah.

Mengingat, nama Khofifah belum pasti menjadi cawapres.

Kalau memang belum pasti ya agak sumir kalau kita dekatkan kasus pemeriksanaan ruang kerja Emil Dardak dan Khofifah Indar Parawansa sebagai sebuah kegiatan politik penggembosan,” kata Hendri dalam diskusi daring CrossCheck, Minggu (25/12/2022).

Karena itu Hendri menilai tidak ada kaitan antara penggeledagan yang dilakukan KPK dengan potensialnya nama Khofifah sebagai cawapres.

Doni / danang / deni / posjr

Berita Terkait

Top