KENAIKAN HARGA BBM, MENYAYAT HATI MASYARAKAT MISKIN
KENAIKAN HARGA BBM, MENYAYAT HATI MASYARAKAT MISKIN
Tangerang kab, posjakartaraya
Penelitian Organisasi Riset (OR) Tata Kelola, Ekonomi, dan Kesejahteraan Rakyat BRIN Maxensius Tri Sambodo mengkhawatirkan migrasi pengguna pertamax ke pertalite.semakin besar,Kondisi itu dipicu kenaikan harga pertamax yang mencapai sekitar 40 persen. Dari semuala Rp9.000/liter menjadi Rp12.500/liter.
Saya tidak bisa menyebutkan berapa banyak yang migrasi. Tapi, itu pasti ada,”ujarnya
Jangan sampai pertalite langka,karna pertalite menjadi tumpuan kelompok ekonomi menengah ke bawah. Apalagi, sekarang premium semakin sulit didapat,” Tandasnya
Selama bisa diantisipasi dengan baik, Max mengatakan, kenaikan pertamax tidak akan berdampak besar pada ekonomi. Namun, jika nanti pertalite langka, kemudian BBM yang tersedia hanya pertamax, risikonya berdampak ke pada inflasi. Masyarakat dengan daya beli yang belum terlalu kuat bakal terdampak.apalagi saat ini perekonomian belum stabil
Yang perlu diantisipasi adalah dampak psikologis masyarakat. Ketika pemerintah mengumumkan harga pertamax naik, psikologis masyarakat bakal merasa semua bahan pokok ikut naik. Masyarakat kelompok tertentu akan menaikkan harga barang yang dijual. Alasannya, mengantisipasi kenaikan beban biaya yang bakal ditanggung oleh masyarakat.
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengkhawatirkan kenaikan harga pertamax bakal diikuti dengan kelangkaan pertalite, sehingga masyarakat resah.
Harga Pertamax 92 naik. Dari Rp9.000 liter menjadi Rp12.500/liter, mulai 1 April
2022. Sejak harga pertamax naik, bahan bakar jenis lainnya, pertalite mulai sulit didapat. Di sejumlah SPBU sering kosong. Salah satunya di SPBU Dodo, di Jalan Raya Mauk-Rajeg, Desa Sukamanah, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang.
Hikmat, pengawas SPBU tersebut, mengatakan pasca kenaikan harga itu, pengiriman pertalite ke SPBU dibatasi.
Jadi, stok peralite sebanyak
8 ton di tangki pendam kami,
bisa habis hanya dalam waktu
satu shift kerja,” kata Hikmat,
kepada wartawan kami, posjakartaraya
Minggu (3/4).
Diungkapkan Hikmat, pasca kenaikan pertamax, SPBU Dodo hanya menerima jatah pertalite 8 ton per pengiriman. Meski kapasitas tangki di SBPU itu mencapai 24 ton.
Sebelum adanya kenaikan harga Pertamax 92, SPBU Dodo menerima jatah pengiriman pertalite sesuai dengan kapasitas tangki pendam mencapai 24 ton. Dengan kapasitas sebanyak itu, bisa memenuhi stok dalam waktu dua shift kerja atau pagi sampai malam.
Tapi menurutnya, kekosongan pertalite tidak lebih dari selama 24 jam. Misalkan kami pesan pagi, malam dini harinya mobil tangki pengiriman sudah datang ke SPBU. Jadi tidak sampai 24 jam,” jelasnya.
Hamdan seorang warga, mengatakan terpaksa membeli Pertamax 92 yang seharga Rp12.500/liter, di SPBU. Menurutnya, harga itu jauh lebih tinggi dibandingkan harga pertalite yang hanya Rp7.650/liter.
Sementara, sadian, seorang warga lain, mengatakan, tetap menggunakan Pertamax 92. Sebab dia sudah lama menggunakan Pertamax 92,Tarikan motor lebih enak,”ujarnya
Tak hanya pertalite, solar bersubdisi juga dibatasi.Truk berbahan bakar solar tidak bisa bebas membeli bahan bakar. Mereka dijatah setiap pembeli maksimal, 60 liter untuk truk kecil.(m idris/red-posjakataraya)