IFRAME SYNC
mgid.com, 713808, DIRECT, d4c29acad76ce94f

Artis Nika Mirzani di tangkap di rumahnya, seperti teroris kelas kakap, pada hal kasus ITE


Jakarta, Posjakartaraya.com

Nika Mirzani heboh di kepung oleh pihak polisi, seperti teroris besar, dan jelas kakap.

Pada hal Nika Mirzani, tidak pakai senjata dan tidak pakai pistol, ternyata yang kepung rumah Nikita terlalu berlebihan, dan tidak profesional.

“Pihak polisi terlalu berlebihan, seorang perempuan Artis dan figur masyarakat di tangkap seperti teroris, ini tidak prosedur”, katanya Saeful Anan

Menurut Direktur Pusat Riset Politik Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI) Saiful Anam menanggapi tindakan polisi mengepung rumah Nikita Mirzani yang terjadi pada Rabu (15/6).

Adapun tindakan itu dilakukan polisi karena tidak datang pemanggilan kan ada cara yang agak profesional.

Adapun tindakan itu dilakukan polisi karena Nikita mangkir dari sejumlah panggilan pihak kepolisian.

Saiful menilai tindakan yang dilaksanakan pihak kepolisian kepada aktris tersebut sangat berlebihan.
“Apakah karna Nikita Mirzani public figure, lalu dilakukan langkah yang demikian,” kata Saiful, Kamis (16/06) dikutip JPNN.com

Menurut Saiful, polisi seharusnya bisa objektif dan tidak menjalankan langkah-langkah yang represif dalam menangani sebuah kasus.

“Pendekatan yang mengutamakan kemanusiaan lebih dibutuhkan daripada sekadar langkah yang cenderung represif seperti yang ditunjukkan dalam kasus Nikita Mirzani,” ujar pria yang juga pakar hukum tata negara Universitas Indonesia itu.

Sebelumnya, artis Nikita Mirzani terseret kasus hukum terkait dugaan pelanggaran UU ITE yang dilaporkan Dito Mahendra ke Polresta Serang Kota, Banten.

Polisi menjalankan prosedur penyelidikan dengan mengirim surat panggilan beberapa kali kepada Nikita Mirzani.

Menurut sumber informasi, bahwa polisi menangkap seorang warga negara, belum mengedepankan azas praduga tak bersalah.

“Polisi belum bisa memakai pendekatan spesiolis seseorang, jika itu UU ITE, kok bisa penangkapan seperti kasus teroris yang membunuh satu kota, ini perlu ada profesional bekerja”, kata Herman, SH, M.H, aktifis

Henry/Netty/posjr

Berita Terkait

Top