IFRAME SYNC
mgid.com, 713808, DIRECT, d4c29acad76ce94f

Heboh Hilangnya sapi dari kandang membuat merah kelompok tani Karya muda,” Kelompok ini melaporkan lewat surat ke pihak yang berwenang.


Sumbar, posjakartaraya.com

Petani bantuan sapi dari kementrian pertanian meradang. Pejabat kebakaran jenggot. 100 ekor sapi tinggal 23 ekor di Nagari/Desa lubuk gadang, kabupaten Solok propinsi Sumatra Barat, minggu (18/06).

100 sapi bantuan dari kementrian pertanian per ekornya seharga 8 juta. Di kandang sisa 12 ekor sapi anakan seharga 3,5 sampai 4 jutaan.

Pejabat dinas, dokter hewan dan camat di tuding petani sapi sebagai biang kerok hilangnya sapi 77 ekor dari kandang.

Hilangnya sapi program Menteri pertanian sebanyak 77 ekor.akan di laporkan ke Kejaksaan Negeri dan Kejaksaan Tinggi.

Kelompok tani sapi program Menteri pertanian akan melapor ke Kejaksaan Agung dan Mabes Polri, tentang hilang sapi 77 ekor di kandang.

Heboh Hilangnya sapi dari kandang membuat merah kelompok tani Karya muda,” Kelompok ini melaporkan lewat surat ke pihak yang berwenang.

Pengurus menantang kalau petani tidak berani melaporkan. Karna Kelompok ini di bekingin camat dan Dinas.

(SURAT PENGADUAN) Anggota Kelompok Tani Karya Muda Tani, Yang bergerak di bidang Usaha (PETERNAKAN SAPI).

Jorong/Dusun sungai lambai, Nagari/Desa lubuk gadang, kabupaten Solok propinsi Sumatrabarat membuat kalang kabut pejabat setempat.

Kepala dinas dan camat mereka tuding sebagai biang kerok hilangnya 77 ekor sapi bantuan dari kementrian pertanian. Saat ini sapi sisa 23 ekor dari 100 ekor sapi dan di benarkan Oleh (Riko) Kepala Jorong/Dusun,

bahwa surat pengaduan anggota kelompok tersebut ke Polres Kabupaten Solok Selatan (Tipidkor), Sejak tanggal (13/08/2023) hingga kini tak ada titik terang-nya.

Saya berharap Kapolres bisa bekerja dengan maksimal. Kalau Kapolres melindungi penjahat saya akan adukan ke mabes polri ancam Athia.

Anggota kelompok Sampaikan Melalui (Riko) Kepala Jorong/Dusun”, kami anggota kelompok sejak awal, hanya ingin kami ke adilan, bukan semata karena ingin menuntut siapa yang benar dan salah.

Karena ketua kelompok (Trisno) memang gak punya perasaan gram Kelompok Tani.

Ketika mediasi di ruang inspektort (Aprijon) juga ikut mediasi. tapi Tidak ada hasilnya. Kami tidak lagi dipanggil lagi oleh inspektorat.

Anggota pun sudah tak mau lagi hadir ke dinas pertanian, karena inspektorat terkesan seolah-olah hanya menerima laporan sepihak”, ketua kelompok (Trisno)”, pungkasnya,
Rabu (31-05-2023).

Terkait surat pengaduan anggota kelompok tersebut, melalui SMS WhatsApp ke hp pribadinya, orang orang inspektorat kab.Solok Selatan, Aprijon inspektorat,Yanti inspektorat, Reni (Penyuluhan Pertanian di Nagari/Desa lubuk Gadang.

Tanpa jawaban, semua diam,bungkam seperti ada ancaman kepada diriereka.

“Brigadir Ade Putra Darmawan, Ruang Tipidkor Sat Reskrim Polres Kab.Solok Selatan”, pengaduan tersebut masih tahap penyelidikan dan pemeriksaan oleh inspektorat dan dinas pertanian Pemkab Solok Selatan”, pungkasnya.

Wawan, koordinator pertanian kec.Sangir, kab.Solok Selatan.

“Untuk lebih jelasnya hubungi saja pihak yang lebih berwenang atas kegiatan ini, khusus membidangi bidang peternakan, iya ini Irwan Supriadi (Kabid peternakan)”, ujarnya.

“Irwan, Kabid peternakan”, di kab.Solok Selatan untuk perkembangan laporan pengaduan oleh anggota kelompok karya muda tani.

Sesuai dengan instruksi pimpinan daerah kami, laporan tersebut sedang dalam pemeriksaan oleh inspektorat kabupaten Solok Selatan.

Ancaman demi ancaman di terima.oleh anggota kelompok maupun jurnalis yang terjun langsung ke lapangan mengecek kebenaran laporan Keompok tani sapi bantuan kementrian pertanian

Kami ke TKP melihat beberapa ekor sapi masih anakan. Badanya kiria lurus sepertinya kekurangan pakan. Kandang sapi ini tidak layak untuk sapi penggemukan.

Atau untuk pertenakan. Becek jorok sepertinya tidak pernah di bersikah. Bahkan sapi anakan ini selalu berteriak meraung kelaparan.

Tempat pakanya juga kosong Ampe bersih tak tersisa sedikit pun rumput yang ada di kandang depan sapi di ikat.

Beberapa los tempat sapi juga kosong.kalau proyek peternak sapi ini dapat bantuan.

Tahun 2021 seharusnya spi sudah besar, yang perempuan sudah bunting bahkan sudah lahiran.

Tetapi sapi disini masih kecil sebesar kambing. Ini mah anakan sapi, kasian ga ad makanya ujar rekan media yang melihat kandang yang masih berisi sapu maupun kandang kosong.

Camat Abdul Abas ketika di konfirmasi awak media lewat wabsap hpnya tidak di jawab mengenai siraman ke Dinas dan dokter.

Menurut sumber camat Abdul Abas ikut ktip permasalahan sapi sapi yang hilang dari kandangnya.

Kelompok (Trisno dan Iwan)memang sudah keterlaluan. ketua kelompok Iwan dengan Oknum camat Abdul Abas.

Masih ada hubungan keluarga dan Oknum tersebut beberapa kali berkunjung di lokasi kandang ternak sapi juga ke tempat ketua kelompok makin di curigai masyarakat sepak terjang camat dan ketua klompok.

Sapi bantuan kementrian pertanian sebanyak 100 ekor dengan antimasi per ekor 8 juta.

Kalau tinggal 23 berarti hila g dari kandang 77 ekor berarti 616 000 jutaan itu sapi raib di telan orang orang yang merasa memiliki.

Sedangkan biaya pembelian mobil untuk angkut rumput sekretaris ataupun bendahara.

Mulai dari pembelian mobil pick up untuk mencari rumput pengakuan ketua Iwan 70 juta ternyata cuma 60 juta, sampai akhirnya mobil itu di jual juga dan di ganti dengan mobil pickup yang harganya cuma harga 30jt.

Itu Kabid Iwan ketika saya tanyakan masalah ini malah say di tuduh hidup say selalu su,uzon ujar Athia. Saya aka.

Laporkan masalah ini secepatnya ke Kejaksaan Negeri, Kejaksaan Tinggi juga Kejaksaan Agung. Laporan kami juga akan ke Mentri pertanian yang memberikan 100 ekor sapi ke petani.

Juga akan saya laporkan ke Mabes polri ujar Athia kesal dengan jawaban Iwan Kabid dinas Kabupaten.

arfaiz / posjakar

Berita Terkait

Top