Kenaikan BBM pasti berdampak ke semua lapisan masyarakat khususnya disektor ekonomi yang pasti
Jakarta – posjakartaraya.com
Mahasiswa dan para politik mulai memberikan pencerahan, bahwa BBM belum pantas di naikan. FGD Berikan Pandangan Atas Kebijakan Kenaikan BBM, sabtu (22/10)
Karena masih banyak pemerintah yang yang harus di bina, BBM langsung menyentuh dampak perekonomian bangsa ini.
Kenaikan BBM pasti berdampak ke semua lapisan masyarakat khususnya disektor ekonomi yang pasti akan diikuti dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Tujuan dari kegiatan FGD ini tentunya dapat memberikan wadah dalam mencarikan titik temu serta
memberikan penjelasan kepada masyarakat luas dari persoalan kenaikan harga BBM yang tentunya sedikit banyak berdampak kepada masyarakat luas khususnya rakyat kecil.
Pada acara FGD ini tentunya kami akan menghadirkan para pakar dibidangnya untuk dapat memberikan argumentasi dari persoalan yang akan dikaji dalam forum diskusi.
Selain itu juga dapat memberikan pandangan atas kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang tentunya bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat
Berikut penjelasan dari para pakar:
Prof. Dr. Ali Munhanif., M.A., P.Hd
Menurutnya, naiknya BBM dikarenakan membelokkan subsidi ke pembangunan infrastruktur, membangun pendidikan dan kesehatan lebih baik lagi.
Mengingat bahwa BBM dapat membuat masyarakat terlena dan jauh dari kata mandiri.
Selain itu, BBM yang disubsidi tidak sesuainya target yang diharapkan. Pembangunan infrastruktur agar pemerataan harga disetiap daerah.
Surya Vandiantara, S.E.Sy,M.Ag
Menurut nya, sering terjadi mispersepsi seolah subsidi bbm digantikan blt.
Padahal blt adalah stimulus perangsang pertumbuhnan ekonomi, awalnya kebutuhan konsumtif menjadi produktif.
Kunci utama dalam meningkatkan ekonomi adalah memperbaiki produktifitas masyarakat dengan mengalihkan anggaran subsidi BBM.
Untuk memperbaiki produktifitas masyarakat dapat dilakukan dengan membuat gardu listrik efisiensi anggaran diperkukan untuk meningkatkan produktivitas nasional.
Selanjutnya, menurut KH. Lutfi Hakim apabila subsidi bbm dicabut, maka masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
Menimbulkan daya beli masyarakat yang kurang sehingga akan terjadi efisiensi yang berdampak pada PHK karyawan yang akan dilakukan oleh perusahaan.
BLT hanya didapatkan oleh masyarakat dalam beberapa bulan sedangkan dampak dari kenaikan BBM bisa bertahun-tahun dirasakam oleh masyarakat. Untuk itu, Pemerintah harus melakukan pengawasan yg ketat terkait subdisi BBM.
Kemudian, FX. Arief Poyuono, SE. mengatakan Subsidi dikenal dari zaman orde baru dimana dahulu menjadi eksportir dan sekarang menjadi importir sepenuhnya.
Menurutnya, strategi perekonomian Indonesia dapat tumbuh karena konsumsi bukan tumbuh karena produksi.
Dimana dibutuhkannya konsumsi agar roda ekonomi berjalan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bagaimana SDA yang keluar tetap seimbang dengan SDM yang ada.
Bukan hanya infrastruktur yang dibangun, namun SDM yang ada juga harus berkembang.
Sama dengan apa yang dikatakan Bapak Ali Munhanif, bahwa subsidi BBM disalurkan ke subsidi lainnya yaitu BLT (Bantuan Langsung Tunai). Diharapkan dengan adanya BLT dapat tersalurkan sesuai dengan target.
Reporter: ROHIM SANIMAN / POSJR