7 ITEM PENTING DARI PERNYATAAN TOKOH AGAMA DAN ORMAS ISLAM BERAGAMA MUI UNTUK PEMILU 2024
Jakarta, posjakartaraya.com
Pertemuan ormas Islam dan Majlis Ulama Indonesia bersama tokoh umat beragama di Indonesia, menggelar acara seruan Pemilu damai dengan bersikap jujur, adil dan berkeadaban yang diselenggarakan MUI (Majlis Ulama Indonesia), Selasa 16 Januari 2024 di Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Ketua MUI, KH. M. Anwar Iskandar mengatakan, misi penting dari acara ini adalah menyatukan kebersamaan dan persatuan bangsa Indonesia untuk menjaga kerukunan dan kedamaian, tandasnya dalam kata sambutan dan pengantar acara yang dihadiri ormas Islam dan tokoh-tokoh agama yang ada di Indonesia, termasuk Pemimpin Spiritual Nusantara yang disaksikan oleh Panglima TNI dan Kapolri, Ketua Komisi Pemilihan Umum, Wakil Menteri Agama, Syaiful Rahman Dasuki. Pemilu sebagai amanat UU, tidak bisa diabaikan, karena tandasnya harus dijaga bersama seluruh rakyat Indonesia.
Hadir juga dalam hajat MUI bersama KH. M. Anwar Iskandar dan Sekretaris Jendral MUI, Dr. Amirsyah Tambunan dengan Wakil Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Prof. Mufti, Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar, KH. Embay Mulya Syarief, Ketua Umum Persatuan Gereja Indonesia, Pdt. Gomar Gultom, M.Th., Ketua Umum Konferensi Waligereja Indonesia, Mgr. Antonius Subianto Bunyamin OSC, Ketua Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia, Mayjen TNI (Purn), Wisnu Bawa Tanaya, Ketua Umum Persatuan Umat Budha Indonesia, Prof. Dr. Philip K. Wijaya, Ketua Umum Majlis Tinggi Agama Konghuchu Indonesia, Xueshi Budi Santoso Tanuwibowo serta Ketua Umum Spiritual Nusantara, Sri Eko Sriyanto Galgendu.
Hasyim Asy’ari, Ketua Komisi Pemilihan Umum menyatakan harapannya dalam pelaksanaan Pemilu 2024 di Indonesia tidak terjadi konflik dan perseteruan seperti yang sudah sedemikian dominan terjadi secara verbal melalui media sosial. Sedangkan Zulfa Mustofa, Pengurus Besar Nahdatul Ulama Indonesia mengapresiasi diselenggarakannya acara yang dilaksanakan MUI ini untuk mengajak secara bersama seluruh warga masyarakat untuk menjaga keutuhan dan kebersamaan dalam berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Ketua Umum Waligereja Indonesia, mengharap Pemilu dapat diwarnai oleh suka cita dan kegembiraan, sebagai bentuk pesta demokrasi rakyat yang harus berjalan damai. Seperti kesepakatan dari semua pihak kontestan yang telah sepakat melakukan kampanye dengan cara yang sejuk dan damai. Kecuali itu, semua Uskup di Indonesia telah sepakat berpesan untuk memilih calon presiden dengan hati nurani.
Wakil Ketua Pimpinan Muhamadiyah, mengungkapkan Indonesia sebagai Negera demokrasi, memandang Pemilu tahun di Indonesia harus dapat saling menghargai, sehingga proses demokratisasi dapat terus berlangsung. Dalam demokrasi, memilih pemimpin itu sebagai bagian dari pembelajaran demokrasi dan untuk menentukan masa depan bangsa dan negara di masa mendatang.
Ketua Umum Waligereja Indonesia, merasa perlu untuk menghimbau agar tidak mengedepankan politik identitas. Rakyat harus menolak politik uang. Bahkan menghimbau kepada umat kristiani untuk tidak mengajukan proposal dalam bentuk apapun kepada pihak kandidat yang tengah melakukan kontestasi dalam Pemilu 2024. Acara pernyataan sikap bersama tokoh agama dan ormas Islam yang ada di Indonesia ini berlangsung penuh keakraban hingga foto bersama, menjelang solat azar dalam suasana yang hidmat.
Deklarasi Pemilu Damai yang terdiri dari tujuh item penting itu kemudian ditandai tangani bersama tokoh agama dan Ketua Spiritual Nusantara yang dipimpin KH. M. Anwar Iskandar ini. Adapun 7 item yang menjadi kesepakatan bersama tokoh agama dan Pemimpin Spiritual Nusantara ini, yaitu :
1. Berkomitmen untuk menjaga dan mengawal proses demokrasi, sesuai tahapan Pemilu 2024 agar berjalan dengan aman, damai, jujur, adil dan bermartabat.
2. Mengajak semua komponen bangsa untuk berpartisipasi aktif mendukung dan menyukseskan pelaksanaan Pemilu 2024 di Indonesia.
3. Mengajak seluruh Warga Negara Indonesia yang memiliki hak pilih untuk menggunakan haknya dengan penuh tanggung jawab.
4. Mengajak semua pihak untuk ikut aktif melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap setiap tahapan pelaksanaan Pemilu agar berjalan sesuai aturan, berlangsung secara aman, damai, jujur, adil dan bermartabat.
5. Mengajak semua Pemangku Kepentingan, Paslon, Timses, Parpol dan Elite Politik untuk bersikap sportif dan taat azas dalam berkampanye dengan tidak menjadikan konten agama dan SARA sebagai bahan kampanye negatif dan bahan candaan.
6. Mendesak seluruh komponen bangsa baik Pemerintah, peserta Pemilu maupun masyarakat untuk menerima hasil Pemilu yang dilaksanakan dengan Netral, jujur, adil dan bermartabat.
7. Mengajak seluruh komponen bangsa untuk menjadikan Pemilu sebagai pesta demokrasi yang menjunjung perbedaan pilihan, namun tetap menjaga persaudaraan dan persatuan.
Acara pernyataan sikap yang dimotori dan dipelopori MUI bersama tokoh agama dan ormas Islam yang ada di Indonesia ini berlangsung dalam suasana yan akrab hingga acara foto bersama, menjelang solat azar dengan suasana yang hidmat.(jacob/red-posjr)
Sahid Jaya Hotel, 16 Januari 2024